Friday, December 25, 2009

Penatap langit

bila angin tak mampu lagi
menghembuskan selain debu
bila daun yang berguguran
tak jelas apakah kering atau kehijauan
bila ombak yang ditunggu
masih saling berkejaran

maka tenanglah
di tempat ini masih ada melodi
sabarlah
karena bila kepala didongakkan ke atas
di sana masih ada langit
menunggu dengan senyum yang tulus
menghapuskan luka yang terucapkan
mengobati risau yang diadukan
dengan birunya yang lembut
beserta bercak awannya yang halus
mengingatkan
betapa indahnya harapan

2 comments:

  1. Aku suka puisi ini,,
    ternyata ternyata oh ternyata,, dikau puitis juga Syif,,

    Kapan2 bikin puisi wat aku yhaaa ^^
    hehee

    ReplyDelete
  2. wakakak makasih ran.. jd maluu, hehe..
    tp klo kata bapak apsas, pasti puisi ini mah ga da apa2nya. tp gpplah, buat seneng2 ajah. hehe

    ReplyDelete