Kemarin sampai hari ini tergolong hari yang melelahkan. Kemarin saya berangkat pagi-pagi sekali dari Bandung menuju ke Tangerang untuk mengumpulkan laporan kerja praktek. Kurang sedikit dari pukul setengah enam pagi saya berangkat dari kosan. Teman saya sudah mem-booking salah satu tempat duduk di travel Cipaganti tujuan Karawaci. Saya tengok ke depan jalan, belum ada tukang ojeg yang nongkrong. Akhirnya saya jalan kaki menuju pool travel Cipaganti di yang Cihampelas, karena kosan saya ada di daerah Tamansari. Masih sedikit orang yang lewat, matahari juga belum nongol. Saya lewat jalan-jalan "gang senggol" yang biasanya saya takut lewat situ sendirian kalau hari sudah gelap. Apalah daya, ketakutan harus ditahan dulu daripada ketinggalan travel.
Akhirnya travel berangkat, meninggalkan Bandung sekitar pukul 6. Perjalanan agak macet di sana-sini. Tol Cipularang yang lancar agak tersendat karena ada perbaikan jalan. Macet kembali menghadang ketika memasuki tol dalam kota Jakarta. Karena antrean masuk tol cukup panjang, sopir memutuskan mengambil jalan kiri dan tidak masuk tol dalam kota seperti biasanya kalau saya pakai travel yang sama ke Karawaci.
Dasar memang hari kerja, di luar tol juga macet. Akhirnya kami baru sampai di Karawaci jam 10 dan langsung menuju kantor tempat saya kerja praktek bulan Juni lalu. Karena banyaaak banget yang harus diurus dan sampe bingung, jujur, bingungnya karena harus nunggu lama sekali HR yang sedang meeting, akhirnya kami baru selesai membereskan urusan kerja praktek pukul 5 sore lebih.
Saya memeang berencana tidak langsung balik ke Bandung setelah selesai urusan di Tangerang. Saya mau pulang dulu ke rumah di Cikarang, Bekasi. Sepulang dari kantor, saya menunggu bus jurusan Cikarang-BSD-Tangerang. Aduh lamaaa banget nunggunya. Sampai senja turun dan azan berkumandang, saya masih menunggu bus di pinggir jalan. Ketar-ketir hati saya, takutnya sudah tidak ada bus jurusan itu yang lewat lagi. Pas hari mulai agak gelap, tapi untungnya belum gelap-gelap banget, bus merah besar itu lewat juga. Hhhaah, alhamdulillah. Saya pun dapat tempat yang agak di belakang karena sudah lumayan penuh. Tak apalah, yang penting masih di pinggir samping jendela, tempat yang saya sukai. Perjalanan cukup panjang, kalau tidak macet seharusnya kurang dari dua jam sudah bisa sampai rumah. Tetepi lagi-lagi karena macet akibat jalanan yang dipadati orang pulang kerja, saya baru sampai rumah sekitar pukul sepuluh malam.
Sampai rumah, saya langsung makan dan tidur. Keesokan harinya, hari ini, saya kan harus langsung balik lagi ke Bandung karena sudah ada janji dengan beberapa teman. Walaupun tidak terlalu lama di rumah, obrolan dengan papah tetap mengasyikkan. Papah sedikit bercerita tentang pengalamannya ikutan kelompok ngaji yang aneh di Tasikmalaya. Untungnya Papah cuma coba-coba dan liat-liat aja, karena menurutnya kelompok itu ngawur. Maklumlah orang sudah tua lagi pengen rajin-rajinnya ngaji.
Tadinya saya berencana berangkat pukul 9 pagi dari rumah, menuju ke Bandung lagi. Tapi bandan masih lemes jadinya saya sengaja menunda sampai jam 10. Lumayan tambahan istirahat sejam di rumah, bisa sambil makan dan nonton tv. Entah kenapa hari itu jam 10 siang masih macet. Cikarang memang daerah industri yang juga macet setiap pagi dan sore. Tapi pukul 10 sepertinya sudah tidak pagi. Ya sudahlah tak apa, toh saya juga tidak menyetir. Bus dengan jurusan Jabababeka-Bandung yang saya tumpangi selau tepat waktu kalau berangkat, pukul 10 saya berangkat dari Cikarang dan sampai Bandung pukul 12 lewat dikit.
Sampai di terminal Bandung, biasanya saya langsung naik bus damri Leuwipanjang-Dago atau turun di pintu tol sebelum terminal kemudian naik angkot Caringin-Dago. Saya memilih lanjut naik bus damri, karena walaupun jalannya kayak siput baru bangun tidur, setidaknya bus damri hanya satu kali ngetem di terminal dan jalur yang ditempuhnya lebih pendek tidak muter-muter ke sana ke mari seperti angkot. Dan saya juga males kalau naik angkot takutnya banyak ngetem jadinya saya capek pikiran dan hati karena menggerutu di dalam. Tapi ternyata bus damri yang saya naiki salah, saya terlalnjur terbawa bus Leuwipanjang-Cicaheum. Saya pun baru sadar salah naik bus ketika sampai di depan alun-alun Bandung. Bus yang ke arah dago biasanya tidak lewat sini. Saya masih ambil santai, "ah paling ambil jalur yang beda untuk ngehindarin macet", pikir saya. Tapi ternyata setelah saya pastikan dengan membaca tulisan terbailk yang ada di kaca belakang bus, saya benar-benar yakin kalu saya salah naik bus. Akhirnya saya turun di satu jalan yang labih timur daripada jalan Braga, kemudian jalan kaki ke tempat saya bisa naik angkot Cisitu-Tegal lega yang ke arah Cisitu. Yah akhirnya jalur yang saya lalui muter-muter juga meskipun naik damri karena angkot Cisitu ini jalurnya juga muter-muter. Dan angkot juga sempat beberapa kali ngetem. Akhirnya perjalanan dari terminal ke kosan mencapai satu setengah jam. Padahal bisanya cukup satu jam kurang, mungkin sekitar 45 menit. Hahahahah ya sudahlah karena salah naik bus damri, soalnya warnanya sama dan mereka berbari di jalur yang sama. Saya salah naik deh karena saya tadi langsung memilih naik bus yang paling depan. Hohohoh gapapalah pengalaman :D
No comments:
Post a Comment